Site icon URBNgo

Ancaman Global Kucing Liar dan Tantangan dalam Pengendalian Populasi

Judul: Ancaman Global Kucing Liar dan Tantangan dalam Pengendalian Populasi

Kucing Liar sebagai Spesies Invasif Global

Kucing liar menimbulkan ancaman signifikan bagi satwa liar dan ekosistem asli di seluruh dunia. Ahli biologi konservasi telah mengidentifikasi mereka sebagai salah satu spesies invasif paling merusak di Bumi, mendapatkan tempat dalam daftar 100 spesies asing invasif terburuk di dunia. Kucing-kucing ini, yang hidup dan berkembang biak di alam liar tanpa perawatan manusia, telah menghancurkan populasi burung, mamalia kecil, dan reptil, terutama di ekosistem rapuh seperti pulau. Upaya untuk mengelola populasi kucing liar adalah hal biasa, tetapi efektivitasnya seringkali terbatas di luar area dengan cagar alam yang dirancang khusus dan berpagar.

Kontroversi Seputar Program Perangkap-Pengebirian-Pengembalian

Untuk mengatasi masalah pemuliaan yang tidak terkendali, beberapa kelompok hak asasi hewan mendukung program trap-neuter-return (TNR) atau trap-neuter-vaccinate-release (TNVR). Metode ini melibatkan penangkapan kucing liar, mensterilkan dan memvaksinasi mereka, dan kemudian melepaskannya kembali https://shorthairkitten.com/ ke lingkungan. Sementara tujuannya adalah untuk secara bertahap mengurangi jumlah populasi dan mencegah perilaku mengganggu seperti berkelahi dan menyemprot, studi ilmiah telah menemukan bahwa TNR saja bukanlah strategi yang efektif untuk pengendalian populasi.

Agar TNR memiliki dampak yang berarti, setidaknya 88% koloni kucing liar harus disterilkan—tingkat yang jarang tercapai. Apa pun yang lebih rendah sebenarnya dapat berkontribusi pada pertumbuhan populasi daripada penurunan. Sebaliknya, strategi yang melibatkan penghapusan (seperti perangkap dan eutanasia) lebih efektif, lebih cepat, dan kurang intensif sumber daya. Selain itu, upaya TNR mahal, padat karya, dan biasanya tidak dapat diskalakan di wilayah yang luas.

Terminologi dan Persepsi Publik yang Menyesatkan

Ada dorongan yang meningkat oleh beberapa aktivis untuk mengubah nama kucing liar menjadi “kucing komunitas.” Ahli biologi mengkritik istilah ini sebagai menyesatkan, dengan alasan bahwa istilah ini menutupi kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh kucing ini dan secara keliru menunjukkan bahwa keberadaan mereka disetujui oleh masyarakat setempat. Istilah ini juga menyiratkan tanggung jawab moral untuk mendukung hewan-hewan ini yang hidup di luar ruangan, terlepas dari kerusakan ekologis yang mereka timbulkan.

Penelitian telah menunjukkan bahwa sikap publik terhadap kucing liar sangat dipengaruhi oleh bahasa yang digunakan dalam survei. Ketika dibingkai sebagai “kucing komunitas”, orang lebih simpatik, sedangkan istilah seperti “liar” cenderung menghasilkan dukungan yang lebih besar untuk langkah-langkah pengendalian populasi. Namun, secara keseluruhan, publik umumnya tidak mendukung populasi besar kucing yang berkeliaran bebas.

Penyebaran dan Pendirian Kucing Liar di Seluruh Dunia

Penyebaran global kucing kemungkinan dimulai di Mesir, meskipun ada perdebatan tentang apakah kucing pertama kali dijinakkan di sana atau tiba setelah domestikasi. Pedagang Fenisia memperkenalkan kucing ke Eropa untuk pengendalian hewan pengerat, sementara para biarawan dan tentara Romawi membantu mereka menyebar lebih jauh ke Asia dan Inggris. Pada abad-abad berikutnya, kucing bepergian di atas kapal dengan pelaut dan pemukim, yang mengarah pada pembentukan populasi liar di wilayah baru.

Saat ini, koloni kucing liar ada di banyak tempat, termasuk pulau Ainoshima, Aoshima, dan Hahajima di Jepang, serta Kepulauan Hawaii, tempat kucing asal Eropa kemungkinan tiba pada abad ke-19. Di Australia, kucing diperkirakan telah diperkenalkan baik oleh bangkai kapal Belanda pada tahun 1600-an atau oleh pemukim Inggris pada akhir 1700-an. Setelah kucing-kucing ini melarikan diri atau ditinggalkan, keturunan mereka mulai hidup dan bereproduksi di alam liar, memunculkan populasi liar yang kita lihat hari ini.

Exit mobile version